Selasa, 31 Januari 2012

My Top Ten Music Playlist : January

Diposting oleh Suci Mine di Selasa, Januari 31, 2012 13 komentar
gambar dari sini

My Top Ten Playlist of this month goes to…

1.    1.  Avril Lavigne – Wish You Were Here
Aku suka banget sama lagu ini. Pertama kali dengar sih yang versi akustiknya waktu rekaman di Walmart Studio. Aku download videonya di Youtube. Avril Lavigne cantik banget. Love it. Rambutnya juga dicat hijau-hijau gitu. Aduh, warna apapun rambut wanita yang satu itu, tetap aja dia kelihatan cantik. Bikin ngiri aja…

“Damn… Damn… Damn… What I’d do to have you here?”

2.    2. Avril Lavigne – I Love You
Pokoknya, nyanyiin lagu ini pengennya senyum-senyum mulu. Bahagia banget. Kayak baru jatuh cinta. Hehehhe… berharap banget Avril bikinin video buat nih lagu.

“You’re so beautiful… But that’s not why I love you.”

3.    3. Adele – Someone Like You
Rasanya pengen nangis aja kalau dengar lagu ini. Suara Adele yang berat dan serak seksi gimana gitu. Aduh… mana arti lagunya juga nyesek banget. Aku sering nangis kalau lagi dengar lagu ini pake headset dengan suara full. Ceritanya, tentang seorang gadis yang ditinggal nikah sama orang yang dia cintai. Hadoooh… jangan sampai saya mengalaminya Tuhan, cukup dengar aja yah…

“Never mind, I’ll find someone like you…”

4.    4. Sam Tsui & Christina Grimmie – Just A Dream
Ya, aku dapat lagu ini di Youtube. Penyanyi sebenarnya sih Nelly, keren juga sih. Tapi aku lebih suka Just A Dream versi Sam Tsui dan Christina Grimmie. Alunan piano di awal lagu benar-benar menghipnotisku untuk terus mendengarkannya sampai habis.

“I was thinking ‘bout you, thinking ‘bout me, thinking ‘bout us, it just a dream”

5.    5. Super Junior – No Other
Tidak perlu diragukan. Video Suju yang satu ini benar-benar membuatku jatuh cinta. Gambar hati berhamburan dimana-mana. Aku merasa dicintai oleh Suju *yaelah*

6.    6. T-Ara – Roly Poly
Gak boleh ngelewati lagu yang satu ini bagi yang suka musik retro yang modern. Rasanya pengen ikut goyang juga. Hehehe… adikku pernah ngikutin tarian t-ara ini sewaktu mengikuti kompetisi dance, ya… walaupun nggak menang. Hihihi…

7.    7. Justin Bieber – Mistletoe
Cewek di video lagu ini cantik banget. Aku suka make-upnya. Suka semuanya. Hahaha… Justin bieber juga ganteng banget di sini. Aduh, pengen dong naik mobil porche-nya itu. jangan cuman Allie Williams saja yang diajak… hehehe

“Your lips… on my lips…I wish you marry-marry xmas”

8.    8. Jessie J – Nobody’s Perfect
Lagu ini yang membuatku tertarik untuk mendengar music Jessie J yang lainnya. Aku suka suara Jessie. Keren banget. Apalagi kalau live.
“Nobody’s perfect no… no..no… nobody’s perfect.”

9.    9. Pink – Perfect
Saya sangat berambisi dengan kesempurnaan. Tipe melankolis banget. Tapi kadang-kadang saya juga plegmatis, bahkan ada senior kampus yang bilang kalau saya tipe sanguinis. Tapi setelah melihat video ini, aduh… dasar aku memang cengeng, mewek lagi deh. Adegan-adegan di videonya ngena’ banget.

“Pretty baby please, don’t you ever ever please, like you’re less than, less than perfect.”

10. Taylor Swift – Back To December
Aku mulai suka semua lagu taylor gara-gara lagu ini. I love December. And I love snow in this video. And taylor cantik banget juga. Hadoh… sudah ada perempuan yang membuatku iri.

“I miss your tan skin, your sweet smile, so good to me, so right.”

Well, that’s my top ten playlist in this month. 10 buah lagu itu yang paling sering aku dengar bulan ini, mau lagi cuci piring, cuci baju, menyapu, tetap dengar lagu mereka. Kenapa nggak ada daftar lagu Indonesia, ya… IDK. 

Hope u like it too…^_^

Minggu, 29 Januari 2012

Pamer Award

Diposting oleh Suci Mine di Minggu, Januari 29, 2012 7 komentar
 gambar dari sini 

Cuman mau pamerin award pertamaku. Ya, gimana-gimana tetap aja menyenangkan menerima award dari sesama teman blogger. Karena pernah ngomentari blog Mas Feb, aku dapat award ini. Rasanya gimana gitu…
Here’s the pic…
so cute in pink

dan komentarku ini yang menang di postingan Mas Feb yang kesalahan-kesalahan konyol
Hadouh, kenapa komentarku yang membongkar aib sendiri yang menang sih? Hihihi, ketahuan deh… 
btw, makasih Mas Feb...

Sabtu, 28 Januari 2012

Little Thing 'bout Ayah

Diposting oleh Suci Mine di Sabtu, Januari 28, 2012 15 komentar

gambar dari sini

Walaupun hari ini bukan hari Ayah, tapi aku ingin menceritakan sedikit tentang Ayahku. Seorang kepala keluarga di dalam keluargaku yang kecil, sederhana, tapi heboh.
Ayahku seorang polisi, badannya tinggi dan besar, tidak terlalu gemuk karena Ayah sering olahraga bulu tangkis. Di antara hidung dan bibirnya, ada sederet kumis hitam tebal yang melengkung ke bawah, sangat sangar kalau di lihat, aku pun gemetaran kalau berhadapan dengan ayahku.
Kalau aku pikir-pikir, hal yang membuatku tidak ingin menikahi pria dengan pekerjaan sebagai polisi itu adalah ayahku. Aku menghindarinya. Polisi, TNI, Satpam, atau apapun yang sejenis, aku tidak mau.
Aku paham resiko apa yang harus dihadapi jika menikahi pria polisi. Ugh…
Aku tidak terlalu akrab dengan ayahku. Aku canggung jika harus berbicara dengannya. Aku merasa, lidahku kelu dan kemampuan berbahasaku tumpul jika berhadapan dengannya.
Aku tidak membenci ayahku. Tidak sama sekali. Aku hanya merasa tidak cocok dengannya, itu saja.
Ayah selalu marah-marah, hal sekecil apapun, dia marahi. Pernah suatu hari, ayah mencari barang –aku lupa apa-, dia berkata, “Itu semua kalian, tidak pernah simpan barang di tempatnya. Dibiarkan saja. Kalau tidak ada, baru mencari semua!” Dengan intonasi yang tinggi. Kami sekeluarga langsung bergegas mencari barang tersebut. Kami semua. Tanpa terkecuali.
Ya, kami semua takut sama ayah.
Aku pernah punya pengalaman kurang mengenakkan yang membuatku memang tidak bisa dekat dengan ayah. Aku masih SD waktu itu. tapi kenangan itu masih membekas sampai sekarang.
Ya, mungkin karena didikan ayah yang keras di Akpol sana yang membuat karakternya seperti ini.
Tapi kalau aku mengingat saat-saat dimana ayah yang mencuci semua pakaian kotor yang menumpuk selama seminggu tanpa mengeluh, karena kami anak-anak perempuannya sakit dan dilarang melakukan kegiatan yang membuat kesehatan kami menurun, aku kagum.
Mama pernah cerita. Sewaktu kami masih kecil, Mama yang bertugas mencuci semua pakaian, sedangkan ayah yang menjemurnya. Semua tetangga, terutama ibu-ibunya yang doyan gosip, kagum melihat ayah yang menjemur pakaian-pakaian itu. Karena menurut ibu-ibu itu, laki-laki hanya bertugas mencari nafkah, tapi ayahku juga membantu pekerjaan rumah tangga ibuku sehingga mereka menyebutnya suami yang baik.
Ya, ayah memang baik. Terlepas dari sikap marah-marahnya yang kelewatan. Dikit-dikit marah. Dikit ajah marah. Marah melulu. Hehehehe
Kadang-kadang, kalau waktunya makan malam, justru ayah yang memasak sedangkan mama hanya nonton sinetron favoritnya di tv. Ayah lebih pintar masak daripada mama. Dan masakannya benar-benar enak.
Dan kalau kami, anak-anaknya rajin, entah membersihkan rumah, mencuci pakaian, memasak dan pekerjaan rumah lainnya, ayah pasti memberi kami uang jajan tambahan. Hihihihi… ayah tidak segan-segan mengeluarkan selembaran seratus ribuannya untuk kami.
Di kompleks rumahku, ada beberapa polisi yang terlibat masalah. Ada karena narkoba, korupsi, dan sebagainya.
Ayah selalu bilang, “Bohong itu tidak baik. Lebih baik berkata jujur walaupun itu berita buruk. Dan jangan korupsi, karena itu masalah hukum terberat.”
Ya, ia tidak pernah berniat sedikitpun untuk menilap uang sepeserpun, walaupun terkadang keluarga kami harus hutang di bank untuk membayar uang kuliahku dan dan sekolah adik-adikku. Walaupun terkadang mama menggadaikan kalung emasnya di pegadaian. Walaupun terkadang Mama tidak pernah membeli baju baru untuk lebaran hanya untuk memenuhi kebutuhan keempat anaknya yang rewel minta dibelikan BB. Hehehehe…
Kata mama, sewaktu aku kecil, ayah sering mengajakku ke kantornya. Aku dengan tas ransel imut yang berisi baju-baju kecil di dalamnya digandeng ayah menaiki tangga kantornya yang tinggi. Aku ingat, aku pernah kecapekan naik dan turun tangga mengikuti langkah ayah yang besar-besar. 

"Kamu juga biasa dititipin sama Polwan kalau Ayah lagi tugas," kata Mama lagi.  
"Jadi, polwan itu mau jaga aku, Mam?" Tanyaku.
"Ya iyalah, tidak ada yang bisa menolak ayahmu." Jawab Mama.

Ya, itu sedikit tentang ayahku. Aku tidak membencinya. Aku menyayanginya. Hanya saja, aku tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengannya. Mungkin karena kami sama-sama pendiam. Well, Nunu, adikku yang lebih cerewet, yang lebih akrab dengan ayah.
Aku sedikit belajar darinya, setidaknya, akhir-akhir ini aku sering bicara dengan ayah. Tidak seperti dulu, bahkan seharian kami tidak saling ngobrol.

Hhh… bikin ngiri aja Nunu itu.

Jumat, 27 Januari 2012

Me and Mine : Kamu Jahil

Diposting oleh Suci Mine di Jumat, Januari 27, 2012 14 komentar

gambar dari sini

Aku biasanya naik motor kalau ke kampus, ke basecamp, kemana pun. Setidaknya dua tahun aku menjalaninya, dan itu membuatku terbiasa. Aku terbiasa pergi sendiri, hanya dengan motor biru tua bekas ibuku.
Kau tahu, AR, alasanku sering-sering mampir di basecamp kita yang mirip sarang nikotin itu hanya kamu. Aku tidak suka pemuda perokok. Aku tidak suka bau mulut mereka saat bicara denganku. Tapi demi kamu, AR, seandainya kau tahu…
Kamu ingat saat kita pergi karokean bareng?
Well, sebenarnya Sari yang mengajakku. Padahal sore itu aku capek habis kuliah dan baru saja sampai di rumah. Tapi aku ingat, AR, Sari itu teman akrabmu, juga akrab dengan teman-teman cowokmu yang lain. Jadi aku membalasa pesannya, “Emang siapa aja yang ikut karokean?”
Sari membalas pesanku, dan ada namamu di urutan ketiga dari daftar nama-nama yang ditulis Sari di pesannya. Tidak butuh waktu panjang bagiku untuk berpikir. Aku ikut.
Aku tidak tahu kenapa kamu lamban sekali membawa motor. Kecepatanmu tidak pernah lepas dari jarum 40 km. sedangkan aku suka ngebut. Kecepatan tinggi membuat adrenalinku terpacu. Dan aku menyukainya. Belakangan aku tahu, karena kakakmu meninggal pada sebuah kecelakaan motor, Sari yang memberitahunya.
Hnm… aku ingat-ingat dulu. 
Seingatku, ketika kita sampai di tempat karokean yang menawarkan diskon pada hari itu, cocok untuk kita mahasiswa kere’ yang ingin bersenang-senang. dan memang aku merasa sangat senang. setidaknya, melihatmu saja sudah membuat perasaanku membuncah, apalagi saat mendengarmu bernyanyi, berjoget, jingkrak-jingkrak, Oh Tuhan…
Aku hanya menyanyikan satu lagu. Complicated-nya Avril Lavigne. Setelah itu aku hanya duduk di pojok, memandangimu. Aku jelas merasa canggung. Aku tidak terlalu akrab dengan orang-orang yang berada di ruang karaoke pada saat itu. saat aku menyadari sandalku tidak ada, aku bertanya padamu.
Suaraku yang terlalu kecil atau suara lagu itu yang terlalu besar sehingga aku harus mengulangi pertanyaan konyol tentang sandalku dimana kepadamu berulang-ulang.  Tapi aku rasa kau jahil. Bibirku berbisik tepat di depan telingamu, jarak kita hanya beberapa mili saja waktu itu, tapi kau tetap saja tidak mendengar atau pura-pura tidak mendengarnya.
Satu hal yang ku yakini saat itu. jantungku anarkis, AR. 
Aku bisa merasakan embusan napasmu saat menjawab pertanyaanku. Aku bahkan bisa merasakan rambutmu –yang kata orang-orang mirip cowok korea- menggilas wajahku. Dan itu hanya karena sebuah sandal jepit yang, oh my God, bisa ku dapat dimana-mana dengan harga sepuluhribuan.
Ah… AR, kau benar-benar berhasil menghipnotisku. Baru kali ini aku merasa berbunga-bunga karena sendalku dicuri. Dengan senyummu, tingkah jahilmu, senyum hangatmu, suara seksimu, berhasil membuatku terperdaya.

Selasa, 24 Januari 2012

Misteri Tuhan

Diposting oleh Suci Mine di Selasa, Januari 24, 2012 12 komentar
gambar dari sini

Aku sering mendengar rentetan kalimat ini. Di tv, di radio, atau orang-orang sekelilingku yang mengatakan, “Jodoh, rejeki, dan maut itu semua rahasia Tuhan.”
Ya, misteri Tuhan yang tidak akan pernah kita tahu. Kapan dia datang. Kapan dia pergi. Semuanya terjadi begitu saja. Saat kita menyadarinya, hal itu sudah terjadi dan berlalu.
Misteri Tuhan yang selalu membuatku merinding adalah maut. Sangat horor. Masih mending kalau maut itu datang diam-diam, membuat persiapan sehingga kita bisa menyambutnya dengan lapang dada. Seperti sakit kanker otak, atau apalah yang membutuhkan waktu bagi kita untuk mengucapkan selamat tinggal dan maaf untuk orang yang kita kasihi. Lalu bagaimana kalau maut itu datang tiba-tiba. Terjadi begitu saja dan bless… kita sudah kehilangan mereka. Tidak ada kata perpisahan. Tidak ada belaian penuh kasih. Hanya goresan luka dalam yang menganga dan perasaan penuh sesal yang terus berkecamuk.
Seandainya saja dia masih hidup aku akan mengatakan betapa berartinya dia…
Atau seandainya saja aku bilang kalau aku bangga padanya kemarin siang…
Atau seandainya saja aku tidak menamparnya pagi tadi…
Kata seandainya tidak akan pernah menjadi kenyataan, kan?
Aku menangis. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padaku kalau peristiwa di TUGU TANI pada minggu pagi menjelang siang di Jakarta itu terjadi padaku. Malaikat pencabut nyawa datang, hanya sedetik, dan menarik nyawa-nyawa mereka tanpa peringatan. Bahkan ada keluarga yang kehilangan empat anggota keluarganya sekaligus. Ya, Tuhan…
Aku mengikuti beritanya. Aneh, biasanya aku tidak suka berita. Tapi peristiwa itu sangat membekas dan memilukan. Aku mencari berita itu di setiap chanel tv dan membiarkan diriku menangis smbil memanjatkan doa bagi mereka yang tak bernyawa lagi.
Terlebih saat melihat seorang pria dengan kaos putih dan kepalanya botak. Wajahnya penuh airmata. Tak ada raungan, hanya rintihan pedih karena ditinggal orang yang ia sayangi.
Bisakah aku ikhlas Tuhan?
Aku kesal dengan supir mobil minibus itu. Seorang wanita dengan wajah datar seolah-olah ia habis menabrak Sembilan ayam. Ia jengkel saat wartawan memintainya keterangan. Hei, sadarkah apa yang sudah kau lakukan itu perempuan ekstasi? Oh tidak hanya ekstasi ya? Polisi itu mengatakan kalau kau habis pesta minuman keras dan di urinemu mengandung shabu-shabu dan ganja juga. Hebat sekali, tanpa SIM dan STNK pula.
Bisakah setidaknya kau menunjukkan rasa tanggung jawab atau penyesalan atas perbuatanmu yang membuat keluarga lain di sana menangis terisak-isak karena keluarga yang mereka cintai meninggal begitu saja?
Kau bahkan berbohong kalau pedal remnya blong. Dan kecepatanmu hanya 40 km/jam. Aku lebih percaya saat polisi itu mengatakan kalau rem mobilmu baik-baik saja dan kecepatanmu + 100 km/jam.
Aku tidak tahu apa dipikiranmu saat ini perempuan ekstasi. Aku hanya berharap kau menyesal dan berubah. Mungkin ini teguran Tuhan. Kau dan teman-temanmu yang mabuk itu hanya memar bukan? Kau tahu artinya itu? Well, mungkin Tuhan masih ingin melihatmu berubah menjadi sosok yang lebih baik, yang lebih bertanggung jawab, yang lebih perasa…
Tidak ada pencipta yang ingin ciptaannya berubah buruk dan kotor.
Nunu, adikku yang saat itu sedang tidur siang terbangun dan bertanya padaku, “Kak Suci kenapa? Kenapa menangis?”
Aku menunjuk tv dan menceritakan bagian-bagian peristiwa itu kepada Nunu. Aku juga menceritakannya kepada Dewi. Mereka merinding mendengar berita itu.
Hhh… aku tidak tahu apa jadinya aku kalau peristiwa itu terjadi padaku. Aku hanya bisa mendoakan. Kabulkan Tuhan… kabulkan Tuhan… kabulkan Tuhan…
“Tuhan, Kau yang memanggil mereka, bukan? Aku mohon, jagalah mereka di Sisimu. Berilah tempat yang terbaik di dekatMu, Tuhan. Tabahkanlah hati mereka yang menangis karena masih ingin menjaga kepunyaan-Mu yang telah kau ambil lagi. Semua adalah milik-Mu, Tuhan. Amin.”


Semoga duka itu cepat pergi, Tuhan…
 

Sabtu, 21 Januari 2012

Kamu... Kamu... Kamu...

Diposting oleh Suci Mine di Sabtu, Januari 21, 2012 11 komentar
gambar dari sini


Engkau hembusan napas yang lirih mengucap kata
Engkau deburan ombak yang tak bisa menyapu karang
Engkau bintang yang tak berkerlip dan tenggelam
dalam kegelapan malam

bisakah aku,
merengkuh setiap napas yang kau hembus dan menjadikannya cerita
menganyam ombak tuk membantumu mengenyahkan karang
memancarkan kilauku tuk menjadikanmu benderang

hei, kamu...
engkau diam dalam kehampaan
namun aku kan terus mencintaimu
hingga napas ini hilang dariku


( May, 1 2007 )

Kamis, 19 Januari 2012

Me and Mine : Menguntitmu...

Diposting oleh Suci Mine di Kamis, Januari 19, 2012 12 komentar
gambar dari sini 

Hey, AR,
Apakah menurutmu aku begitu tolol? Aku menyadari satu hal telah berubah karena dirimu. Aku merasa berbunga-bunga.
Aneh, aku merasa –kadang-kadang- aku ini seorang detektif. Awalnya aku hanya ingin mengetahuii jadwal kuliahmu sehingga aku bisa menunggumu di kampus hanya sekedar melihat wajahmu, hanya agar bisa berpapasan denganmu. Tapi aku tidak ingin melakukannya secara terang-terangan. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan pada saat itu.
Apa aku harus bertanya pada teman dekatmu, “Kamu tahu nggak NIM-nya AR?
Mereka pasti akan memiliki dugaan macam-macam hanya karena sepenggal kalimat itu.
Terlebih kalau aku bertanya padamu langsung. Aku bisa menduga reaksimu. Tersenyum jahil lagi, yang menampilkan dua lesung yang tajam di kedua pipimu, dan bertingkah seolah kau ini pemuda paling tampan sejagat raya. Padahal memang.
Tapi malam itu, saat di basecamp, Tuhan memberikanku jawabannya.
Awalnya aku tidak terlalu sadar, tetapi ketika senior menyuruh kita menulis nama, nomor hp, dan NIM masing-masing di absen yang telah dibuat khusus untuk kita calon anggota baru, aku akan memanfaatkan kesempatan itu untuk mengetahui NIM-mu.
Sayang, Absen itu sampai duluan kepadaku. Tapi aku tidak kehilangan akal, AR. Aku tidak mencoretkan namaku disitu, langsung mengopernya dengan orang asing di sebelahku. Menunggu. Ya, berharap rencanaku berhasil.
Jantungku berpacu ketika Absen itu dibawa menghadap Senior dan bukannya padaku. Tapi aku terus berusaha, AR. Aku, gadis pemalu, tertutup, dan jarang bicara mengangkat tangan dan berkata dengan lantang, “Saya belum Absen, Kak.”
Ya, aku berhasil. Tuhan membantuku. Setelah aku menulis namaku di deret paling bawah, aku mencari namamu. Menghapal NIMmu, dan berjanji dalam hati akan melihat jadwal kuliahmu di touchscreen kampus besok pagi.
aku harap, kita bisa sering-sering ketemu, AR. 

Senin, 16 Januari 2012

Saya Sebenarnya...

Diposting oleh Suci Mine di Senin, Januari 16, 2012 14 komentar
gambar dari sini

Aku ingat betapa aku memujamu dulu. Dari kali pertama kita bertemu di sekolah itu saat akan tes masuk SMA. Aku berharap kita bisa mengenyam pendidikan di sekolah yang sama denganmu. Tapi ternyata aku tidak lulus. Aku sedih membayangkan kita tidak akan bertemu lagi. Terlebih, aku mulai melupakan raut wajah yang canggungmu saat pertama kali bertemu itu.

Tapi semuanya berbeda saat aku melihatmu berdiri di ujung gerbang sekolah yang menjadi pilihan keduaku. Kita bertemu lagi. Dan ternyata, kita juga berada di kelas yang sama. Sepertinya, Tuhan menginginkan pertemuan kita terjadi lagi. Iya kan? Mungkin Tuhan memang ingin kita saling mengakrabkan diri, benarkan?

Ah, aku mulai ngawur dan berpikir yang tidak-tidak. Aku rasa, Aku menyukaimu. Tahukah kamu?

Tapi teman satu SMP-ku yang berbeda kelas dengan kita juga menyukaimu. Aku iri. Temanku itu memiliki kulit putih sebening susu. Wajahnya cantik. Dan orangnya riang dan pandai bergaul. Tidak sepertiku yang hanya bisa memandangmu dari jauh tanpa pernah berpikir untuk mengajakmu berbicara.

Andri, aku tidak bisa menahan pedihnya saat mengetahui dirimu menyukai Diah, temanku itu. Ketika Diah menceritakan dengan gamblang bagaimana caramu mengatakan cinta kepadanya malam itu, aku sakit. Tapi aku harus tersenyum. Diah temanku dan aku ingin turut bahagia bersamanya.
Aku tahu aku tidak akan bisa memilikimu. Aku tahu benar hal itu. tiga tahun aku memendam perasaan ini kepadamu. Ya, sampai kita lulus SMA. Aku tidak pernah menyesal menyukaimu Andri. Tidak.

Aku sedang diajar Tuhan bagaimana menyukai seseorang yang tidak akan pernah bisa menjadi milikmu. Ya, tidak mudah. Tapi aku orang yang teguh belajar. Jadi jangan khawatir pertemanan kita akan renggang. Tidak. Tidak sama sekali. Aku juga akan tetap akrab dengan Diah sambil mendengar celotehan riangnya tentang kencan kalian malam minggu lalu. Aku janji.

Ketika kamu ketahuan selingkuh, aku marah. Kenapa kamu berpikir selicik itu untuk menduakan perasaan temanku.

Ketika kamu tidak perhatian lagi, aku kesal. Kenapa kamu bisa secepat itu melupakan kenangan manis yang pernah kamu dan Diah rajut.

Ketika kamu berniat putus dari Diah, aku bingung. Aku tidak bisa memikirkanmu dengan cewek lain selain dengan Diah. Diah yang terbaik.

Ketika kalian balikan lagi, aku kebas. Rasa pedih itu hadir lagi, padahal lukaku hampir saja mengering.

Tidak. Aku tidak semalang itu. aku menyeka airmataku yang basah secara tidak kentara. Aku tidak ingin merusak kebahagiaan kalian. Itu saja.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Me and Mine Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea