gambar dari sini
Hidungku mampet.
Bersin-bersin
sepanjang hari.
Lemas tak terkira.
Nggak enak banget
rasanya terserang flu. Memang terlihat ringan, tapi mau ngapa-ngapain tetap
nggak enak. Rasanya kepengen bobo aja. Tapi nggak bisa juga karena nggak bisa
napas.
O My, sejak pulang
dari beli Si Putih, hidungku tersumbat. Mungkin si Imun lagi bobo waktu virus
itu datang, dan seenaknya masuk tanpa ketuk pintu dulu. Jadilah si Imun nggak
siap menghadapi virus yang memakan semua apa yang bisa dimakan di dalam
tubuhku.
“Siapa tahu karena
kamu punya hape baru. Bisa aja kan kamu alergi hape,” ejek Mama.
Padahal Dewi tuh
yang nularin virus flunya sama aku. Huhuhu L
“Cie cie… yang hape
baru,” goda Mama lagi.
Aduh ini mama,
anaknya lagi flu berat malah diejekin mulu. Nggak ada tenaga mainin Si Putih.
Aku simpan baik-baik di lemari pakaianku supaya tidak ada satu orang pun yang
bisa memainkannya juga. Hahaha…
Semua adik-adikku
mengejek karena aku dibelikan gadget baru sama papa. Papa juga bilang kalau aku
harus belajar baik-baik. Dan aku terserang flu sekarang. Wah, banyak banget
tantangan yang aku harus hadapi gara-gara si Putih.
Hei, si Putih, kita
akan menghadapi tantangan ini bersama-sama kan.
Ya, aku tau kau
bukan dokter yang bisa menyembuhkanku. Aku juga tau kau bukan dosen yang bisa
meng-upgrade nilaiku. Aku juga tahu kamu bukan bodyguard berotot besar yang
bisa menutup mulut adik-adikku dengan lontaran ejekannya sepanjang waktu. Tapi
kamu adalah si Putih yang bisa menghiburku dengan segala jenis game yang
seru-seru, kalau lagi alim, aku juga bisa sambil baca Al-Qur’an dimana pun, aku
juga bisa dengar lagu-lagu yang dalam sekejap menetralkan suasana hatiku.
Hei, kau si Putih
serba guna, janganlah merendah diri dan murung. Kita pasti bisa melalui
hari-hari berat ini. *lebay deh*
Saya, Mama, dan Dewi
sebenarnya pengen ke Hypermart yang terletak di Mall Panakkukang Makassar.
Mumpung Skin Aqua lagi diskon 50%, tergiurlah kami yang tinggal di kota tropis
dengan sengatan matahari yang menjadi makanan sehari-hari. Tapi di mall itu
ternyata ngadain pameran Wedding Organizer di –apasih namanya- tengah-tengahnya
mall itu.
Aku yang emang suka
dengan segala hal berbau pengantin singgah sebentar untuk melihat-lihat. Tidak
lupa aku menggandeng tangan dewi untuk mengajaknya melihat-lihat bersama. Hehe
Kami berdua suka
banget dengan foto seorang wanita berpakaian baju bodo’ –pakaian adat Makassar-
berwarna merah terang yang terlihat modern, anggun, juga cantik. Pakaiannya
tertutup semua, untuk perempuan berjilbab.
Karena kami berdua
menyukainya, kami tariklah mama untuk melihat-lihat. Setelah keluar dari
Hypermart dengan tangan kosong karena skin aquanya tidak diskon lagi, saya dan
Dewi mengajak mama untuk melihat pameran Wedding Organizer itu.
Dan mama juga
menyukainya. Ia berbisik pada Dewi, “Kamu harus mempunyai suami yang banyak
uang. Ha ha ha.”
Aku juga ikut
tertawa.
“Ma, nanya harga
paket wanita yang pakai pakaian pengantin yang warna merah itu dong? Yang itu
tuh, yang di foto.”
Mama
mengangguk-angguk. Naluri keibuannya yang penuh rasa ingin tahu langsung
bertanya ke mbak yang jaga stand tersebut.
“Mbak, berapa harga
untuk wanita yang di foto yang pakai baju merah itu?” mama bertanya. Saya dan
Dewi mengintip dari jauh. Hehe
“Yang mana bu?” ujar
si Mbak.
“Yang fotonya
dipajang di luar itu loh Mbak. Perempuan berjilbab yang pakai baju adat warna
merah.”
“Oh, kalau yang itu
paket 25juta Bu.”
Wow, aku kaget.
Suara Mbak itu berubah nge-bass dan berat. Sangat khas suara cowok.
Mama tersenyum dan
berpamit pergi sama Mbak- eh, Mas- yang tadi. Tapi cantik loh Mas itu. hehehe
Karena tidak jadi
membawa pulang skin aqua, jadilah kami membawa pulang brosur-brosur dari
wedding organizer itu.
Whatafunday with
mam…
4 komentar:
mg si putih bs jd penyemangat belajar dll ya
=}
nice post, girl :)
trus cerita ttg si putihnya mana sist ? -___-
hihihhihi
salam blogger :)
@ ka- : amin...
@ Horror World : thanks...
@ Irra : si putihnya jadi bahan ejekan satu rumah sista ^_^
Posting Komentar